BUKAN
HANYA TENTANG ASAP LALU
Kemarin ibuku pulang
membawa lelah
Buntalan kertas nasi menggantung di tangannya
Aku menyambutnya dengan sumringah
Ku harap itu makanan, lagi-lagi itu hanya sisa makanan
Buntalan kertas nasi menggantung di tangannya
Aku menyambutnya dengan sumringah
Ku harap itu makanan, lagi-lagi itu hanya sisa makanan
Ibuku memasukkan nasi ke mulutku
Mungkin hatinya sembilu hanya saja terkubur senyum palsu
Aku melihat air bersembunyi di pojok matanya
Ah...ibu aku sudah biasa melahap nasi sisa
Mungkin hatinya sembilu hanya saja terkubur senyum palsu
Aku melihat air bersembunyi di pojok matanya
Ah...ibu aku sudah biasa melahap nasi sisa
Hujan kembali mengguyur
kota ku
Kota yang mulai ditinggalkan asap menyesakkan
Petang ini aku membayangkan rajaku kedinginan dan kelaparan
Ku bawakan selimut dan nasi sisa dari ibuku untuknya
Kota yang mulai ditinggalkan asap menyesakkan
Petang ini aku membayangkan rajaku kedinginan dan kelaparan
Ku bawakan selimut dan nasi sisa dari ibuku untuknya
Aku mengadu padanya membawa
pilu hariku
Seperti biasa dia menganggap aku bukan bagian dari urusannya
lalu aku berlari pada penasihatnya
Ah...dia malah bertanya kemana rakyatnya yang dulu suka gotong-royong
Seperti biasa dia menganggap aku bukan bagian dari urusannya
lalu aku berlari pada penasihatnya
Ah...dia malah bertanya kemana rakyatnya yang dulu suka gotong-royong
Aku terusir dari kembang
lelap
Menatap asap yang kian mereda
Meletakkan tangan didagu
Menunggu ibu datang membawa nasi sisa
Menatap asap yang kian mereda
Meletakkan tangan didagu
Menunggu ibu datang membawa nasi sisa
Aya El-Khumairah
Bukankah rasa lapar bagian dari hal yang perlu diperhatikan?, 201115
Bukankah rasa lapar bagian dari hal yang perlu diperhatikan?, 201115